"Kedatangan
kita di dunia, begitu keluar dari rahim ibunda, disambut senyum riang, bahkan
gelak tawa. Semua orang terutama sanak saudara, bergembira ria; sedangkan kita menangis
menjerit-jerit.
Apakah kelak ketika kita meninggalkan dunia, keadaan akan tetap sama. Orang lain terbahak-bahak mengiringi kepergiaan kita. Mereka senang karena ketiadaan kita. Mereka merasa bebas dari kekejian dan kezaliman yang kita kerjakan selama hidup; sedangkan kita sendiri menangis, pedih-pilu karena tak punya amal kebaikan untuk bekal di akhirat dan takut menghadapi azab Allah.
Apakah kelak ketika kita meninggalkan dunia, keadaan akan tetap sama. Orang lain terbahak-bahak mengiringi kepergiaan kita. Mereka senang karena ketiadaan kita. Mereka merasa bebas dari kekejian dan kezaliman yang kita kerjakan selama hidup; sedangkan kita sendiri menangis, pedih-pilu karena tak punya amal kebaikan untuk bekal di akhirat dan takut menghadapi azab Allah.
Alangkah
baiknya apabila keadaan terbalik seratus delapan puluh derajat; ketika mati,
senyum tersungging di bibir kita, karena optimis dengan amal kebajikan yang
kita kerjakan tatkala hidup, akan menjadi modal menempuh alam kekal yang penuh
rahmat dan ampunan Allah; sedangkan orang lain meratapi kepergian kita dan
kebaikan kita."
Berkomentarlah Dengan Sopan Dan Beretika. Terima Kasih