.

» » LGBT Lesbian, Gay, Bisex, and Transgender

LGBT Lesbian, Gay, Bisex, and Transgender

Penulis By on Friday 19 February 2016 | No comments

LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Bisex, and Transgender. istilah tersebut digunakan pada tahun

1990 untuk menggantikan frasa "komunitas gay". Karena istilah tersebut sudah mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Banyak yang tau tidak, mengapa LGBT menggunakan bendera pelangi ? Sepertinya itu melambangkan tentang keanekaragaman seksualitas kita atau Equality (Kebebasan). Seperti apa sejarah LGBT tersebut. Sebelum revolusi seksual pada tahun 1960-an, tidak ada kosakata non-peyoratif untuk menyebut kaum yang bukan heteroseksual. Istilah terdekat, "gender ketiga", telah ada sejak tahun 1860-an, tetapi tidak banyak disetujui. Istilah pertama yang banyak digunakan, "homoseksual", dikatakan mengandung konotasi negatif dan cenderung digantikan oleh "homofil" pada era 1950-an dan 1960-an, dan lalu gay pada tahun 1970-an. Frase "gay dan lesbian" menjadi lebih umum setelah identitas kaum lesbian semakin terbentuk. Pada tahun 1970, Daughters of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai prioritas. Maka, karena kesetaraan didahulukan, perbedaan peran antar laki-laki dan perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh feminis lesbian. Banyak feminis lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay. Lesbian yang lebih berpandangan esensialis merasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay. Selanjutnya, kaum biseksual dan transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas yang lebih besar. 

Setelah euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan awal 1980-an, terjadi perubahan pandangan; beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima kaum biseksual dan transgender. Kaum transgender dituduh terlalu banyak membuat stereotip dan biseksual hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk mengakui identitas seksual mereka. Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing, seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain; konflik tersebut terus berlanjut hingga kini. Akronim LGBT kadang-kadang digunakan di Amerika Serikat dimulai dari sekitar tahun 1988. Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak digunakan. Meskipun komunitas LGBT menuai kontroversi mengenai penerimaan universal atau kelompok anggota yang berbeda (biseksual dan transgender kadang-kadang dipinggirkan oleh komunitas LGBT), istilah ini dipandang positif. Walaupun singkatan LGBT tidak meliputi komunitas yang lebih kecil (lihat bagian Ragam di bawah), akronim ini secara umum dianggap mewakili kaum yang tidak disebutkan. Secara keseluruhan, penggunaan istilah LGBT telah membantu mengantarkan orang-orang yang terpinggirkan ke komunitas umum. Tau gak, LGBT itu sebenarnya ada festivalnya loh. Bahkan sudah diselenggarakan di berbagai nergara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Brazil, dan masih banyak lagi. Negara-negara itu jugalah yang mengusungkan tentang "Eguality" untuk kaum tersebut. Meskipun banyak sekali negara-negara besar yang sudah melegalkan tentang hubungan / pernikahan LGBT, tetapi ada juga negara besar yang masih kokoh untuk tidak melegalkan dan bahkan tak segan untuk memenjarakan kaum itu jika terlihat di depan umum. Salah satu negara tersebut adalah Rusia. Entah mengapa, tetapi Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin, tidak melegalkan Equality tersebut dan bahkan mengeluarkan peraturan tentang penghukuman tersebut. Banyak sekali negara yang mengecam akan peraturan di negara rusia tersebut. Tapi apalah daya, presiden vladmir seakan menutup telinga dan matanya. Pernah ada suatu kejadian tentang pembubaran LGBT Festival di Rusia, tanpa segan kaum penegak hukum pun memukul dan memasukkan mereka kedalam penjara. Sekarang kita akan masuk ke bagian "mengapa banyak sekali kaum LGBT banyak sekali di benci banyak orang ?".

Secara realita, memang benar sih banyak sekali kaum LGBT (terutama di Indonesia) yang hanya sekedar seks belaka dalam berhubungan dan masih banyak lagi. Sebenarnya banyak loh yang tidak berfikiran seperti itu. Ada juga kok yang tulus dalam berhubungan. oiya, ada juga yang berfikiran kalo mereka itu banci/tomboy, tidak gentle/feminim, dan masih banyak lagi. Tau gak, gak semua orang yang banci/tomboy itu selamanya gay/lesbi loh. Ada kok kaum seperti itu yang bahkan terlihat lebih macho atau feminim di bandingkan dengan orang kebanyakan. Oke, pertanyaan terakhir akan kita jawab sekarang. LGBT itu sebenarnya bukanlah "penyakit". LGBT itu disebabkan pengaruh lingkungan saat pembentukkan pemikiran seksual. Ada juga saat lahir, mereka sudah sadar akan seksualitas mereka. jadi secara langsung bisa dikatakan bahwa LGBT itu tidak bisa disembuhkan. Lalu bagaimana dong ? ya, satu-satunya cara ya bantu teman mu itu, dan terus dukung saja. Banyak loh kaum LGBT yang selalu di cemooh oleh teman-temannya dan bahkan ada yang berkata "cari cewek/cowok dong jangan sesama jenis mulu". Teman-teman, sebenarnya hal itu tidak bisa membantu teman kita tersebut loh. bahkan bisa saja teman kita itu menjadi semakin terpuruk akan hal itu (hanya sebagian yang tidak bisa mengontrol emosi saja). Yang bisa kuharapkan dari kalian semua adalah dukunglah mereka, janganlah membuat membuat semuanya semakin rumit. kalian bayangkan saja, diantara kaum-kaum seperti mereka, ada juga loh yang ingin sekali normal.*kpn

Beberapa masyarakat mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang atau bahkan kelompok yang bisa menjadi pelaku penyimpangan seksual, dengan kata lain menjadi seorang LGBT.
Dalam pandangan psikologi banyak faktor yang dapat menjadikan seseorang yang membuatnya menjadi penyuka sesama jenis, diantaranya adalah :

1. Faktor Keluarga
Keadaan keluarga sangat berpengaruh dalam proses kepribadian manusia. Dalam hal ini psikolog memberikan contoh, untuk homoseksual contohnya adalah adanya peran dominan Ibu atau kaum perempuan dalam keluarga. Ini berpengaruh terhadap proses pembenetukan kepribadian-mental anak, termasuk orientasi seksualnya. Adanya disfungsi antara orangtua dan anak dapat diindikasikan sebagai suatu faktor dengan adanya disorientasi seksual tersebut.
 2. Peran gender yang bisa mengakibatkan kebingungan seksual

Hal ini bisa terjadi dengan disadari maupun tidak disadari, contohnya adalah orangtua yang menginginkan seorang anak laki-laki dan kenyataannya mendapatkan seorang anak perempuan. Maka mereka memperlakukan sang anak sebagai/berperan anak laki-laki, seperti pada pakaian, mainan, dsb.Sehingga hal tersebut menjadikan sang anak dalam keremajaannya menjadi penyuka sesama jenis.

 3. Adanya trauma akan pengalaman yang dialami

Beberapa kaum lesbian ketika diwawancarai alasan menjadi penyuka sesama perempuan mengakui pernah mengalami kekerasan/pelecehan seksual oleh lawan jenis yang mengakibatkan mereka trauma. Selain itu, "sakit hati" dan atau gagal dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis yang juga mengakibatkan trauma juga menjadi alasan beberapa orang yang kemudian menjadi LGBT.
Manusia pada dasarnya ingin hidup dengan normal baik secara kondisi fisik, psikis, maupun sosial dan termasuk kaum LGBT. Baiknya adalah kita berpikir dan bertindak dalam menghadapi fenomena ini dengan mengawasi di sekitar kita, mengingatkanna demi kebaikan bersama.
Jika mereka ingin hidup secara normal dan sehat baiklah kita sebagai remaja atau masyarakat dapat membantu  mereka untuk merubahnya.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

Berkomentarlah Dengan Sopan Dan Beretika. Terima Kasih