Kekecewaan,apatis,acuh dan keprihatinan umat yang sangat
berkepanjangan telah mengaliri urat darah rakyat Republik Indonesia sejak
puluhan tahun yang lalu Coba...renungkan sejarah para konglomerat hitam dan
pengelola Negeri korup sejak masa kemerdekaan yang mungkin hanya tercatat dalam
ingatan rakyat Indonnesia. Bukankah mereka telah mencatatkan sejarah itu dengan
tinta hitam yang berbau busuk sejak di awalnya?.Penduduk Negeri ini telah
merekam kelicikan dan kekejian mereka dalam sanubarinya.
Dan... sejarah itu ternyata masih ditulis hingga saat ini. Korupsi dan penyelewengan
benar-benar berlangsung di hadapan kita. Bagi yang pesimis rasanya sulit untuk
menemukan yang suci,halal,bersih,amanah,dapat di percaya,konsekuen,dan
berpegang pada kebenaran.....(dan sederet kata yang kehilangan makna).
Oleh karena itu,
pertanyaan-pertanyaan yang sering menghinggapi pikiran kita adalah”Dimanakah Hati Mereka?”Hati laksana
sebuah cermin,”kata Imam Ghzali”bimbo juga bersenandung,”......Hati Adalah
Cermin...:hati yang bersih ibarat cermin yang jernih sehingga memudahkan
seseorang untuk mengaca diri adakah cacat di tubuhnya?. Hati yang kotor bak
cermin yang buram, yang akan mempersulit seseorang melihat aib dan cacat
diri....
Gerak fisik (amal) adalah jendela
hati. Bersih atau kotornya hati memancar dalam bentuk perilaku seseorang. Tidak
dapat di katakan hatinya bersih bila senantiasa berbuat munkar dan maksiat. Kemaksiatan
akan memburamkan hati lalu menjadikannya semakin beku,keras dan sulit menerima
kebenaran Dan pada ujungnya akan menghilangkan rasa malu pada dirinya.
Arus perubahan yang begitu cepat
dan dinamis yang melanda negeri ini, membawa pengaruh yang sangat besar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita ketahui, maraknya konflik – konflik
yang berkembang di daerah, dipicu oleh beberapa permasalahan yang berkembang di
negara kita saat ini.
Permasalahan rumit yang dialami
bangsa kita hari ini, tidak lain adalah akibat ulah tangan – tangan manusia
yang tidak bertanggung jawab. Kecongkakan, kedzaliman, dan kekufuran manusia
atas nikmat dan karunia Allah akan membuat kita terjerumus dalam kabinasaan.
Persoalan – persoalan yang menerpa bangsa
Indonesia kita pahami hingga saat ini memang belum bisa tuntas sebagaimana yang
kita inginkan. Tak urung apa yang terjadi di hari – hari belakangan ini. Nuansa
konflik di tengah – tengah masyarakat berkenaan dengan masalah kepemimpinan
nasional cukup menyita perhatian kita semua. Ketegangan – ketegangan sempat
terjadi di beberapa tempat dan dikhawatirkan dapat merembet ke daerah lain.
Kondisi yang tidak kondusif ini tentu saja sangat mengkhawatirkan kita semua
sebagai bangsa yang menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan serta
memegang teguh ukhuwah Islamiyah.
Kita semua tentu ingin
penyelesaian permasalahan yang ada dengan mengedepankan sikap kedewasaan, penuh
kesabaran, tidak mudah menuruti hawa nafsu, tetap memperhatikan akhlaqul
karimah, dan tidak diwarnai dengan sikap anarkis yang akan merugikan kita semua
sebagai sesama saudara. Sesungguhnya tanggung jawab atas keselamatan
masyarakat, bangsa, dan negara menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat
tanpa terkecuali. Perbedaan organisasi / kelompok dan apapun bentuknya jangan
sampai meruntuhkan semangat ukhuwah Islamiyah yang terjalin dan mengorbankan
saudara sendiri demi kepentingan sesaat yang sangat fana ini.
Perlu kita kembali pahami bahwa
Islam datang dengan misi Ishlah (perbaikan/reformasi) untuk menyelamatkan
manusia dari kehancuran. Pamer kekuatan, adu fisik bukanlah cara – cara yang
akan membawa ke arah keselamatan itu karena “Sesungguhnya orang kuat bukanlah orang yang mampu mengalahkan orang
lain dengan suatu pertarungan fisik, tetapi orang kuat justru adalah orang yang
mampu menguasai dirinya pada saat marah).
@alifhayat
Berkomentarlah Dengan Sopan Dan Beretika. Terima Kasih