10 Jawaban Kepada Saudariku Untuk Segera Berhijab
'Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri
di antara kamu.' (Q.S. an-Nisa:59)
'Orang
mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.' (H.R. At Thabrani)
Bahwa
seorang mukmin dapat mengenali kekurangannya dari mukmin lainnya, sehingga ia
laksana cermin bagi dirinya. Islam juga menganjurkan dan mengajak penganutnya
agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain, dimana diantaranya engkau
berharap agar saudaramu masuk Surga dan dijauhkan dari api Neraka. Tak sebatas
mengharap, namun berupaya keras dan maksimal menyediakan berbagai sarana dari
hal-hal yang membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat kelak.
Allah
Subhaanahu wa Ta'ala, dalam Q.S. Al Ahzab : 59 berfirman :
'Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan
isteri-isteri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha
penyayang.'
'Katakanlah
kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.' (Q.S. An Nur : 31)
Dalam
perjalanan hidup saya, saya mendapati beberapa alasan yang senantiasa terulang
ketika ajakan untuk berhijab dikumandangkan. Oleh karenanya, semoga risalah ini
dapat bermanfa'at bagi saudariku sekalian, dan memperteguh mereka yang masih
ragu-ragu dalam menunaikan kewajiban utama muslimah ini. Alasan-alasan yang
sering saya temui antara lain :
1.
Tubuh ini adalah ciptaan Allah, dan keindahannya bukan untuk ditutupi,
melainkan diperlihatkan.
Saudariku, begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, baik yang kita tidak sadari hingga yang terlihat di depan mata kita. Cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang menciptakan diri kita adalah dengan beribadah menurut tuntunanNya, dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada segala ketentuan dan aturanNya. Karena ketidakpatuhan kita akan menjebak kita ke dalam perangkap penolakan/pembangkangan atas Rabb kita.
Saudariku, begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, baik yang kita tidak sadari hingga yang terlihat di depan mata kita. Cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang menciptakan diri kita adalah dengan beribadah menurut tuntunanNya, dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada segala ketentuan dan aturanNya. Karena ketidakpatuhan kita akan menjebak kita ke dalam perangkap penolakan/pembangkangan atas Rabb kita.
Berfirman
Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah : 216,
'Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.'
Pernahkah
kita bayangkan manakala Allah mencabut nikmat kecantikan yang dititipkan kepada
kita? Pernahkah kita sadari bahwa kecantikan itu adalah ujian dari Allah,
sejauh mana ia bersyukur atas kecantikannya itu? Pernahkan kita renungi
manakala Allah meminta pertanggungjawaban dari nikmat kecantikan yang telah
dianugerahkanNya, sementara kita menggunakannya tidak berlandaskan syari'at
Allah?
Dan
jika engkau menjawab, 'Kecantikah itu untuk diperlihatkan, bukan untuk
ditutupi, maka kembali kita perlu bertanya :
- Relakah engkau kecantikanmu dinikmati oleh orang yang dekat dan yang jauh darimu?
- Relakah engkau menjadi objek yang dilihat, bagi semua orang, yang jahat maupun yang terhormat?
- Bagaimana engkau bisa menyelamatkan dirimu dari mata para pria?
- Maukah kamu jika dirimu dihargai serendah itu, sementara engkau bisa menjadi seorang wanita yang mulia di mata Allah SWT?
2.
Aku takut dijauhi teman-teman, dikeluarkan dari kerjaan (kehilangan mata
pencaharian), dan mendapat posisi yang rendah.
Saudariku, rizki ada di tangan Allah. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah diberikan kadar rizkinya, tinggal apakah kita mau menjemputnya ataukah tidak.
Telah
banyak terjadi di sekitar kita cerita-cerita nyata kegigihan mereka pada
prinsipnya, yang seharusnya semakin memperkuat keyakinan kita semua, bahwa
rizki bukan ditangan manajemen kantor, namun berada di tangan Allah. Kekayaan
yang kita miliki hari ini, kemuliaan di hadapan manusia yang kita rasakan dapat
dengan hilang dengan amat segera, manakala Allah mencabutnya.
Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 26,
Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 26,
'Katakanlah:
'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu.'
Dan ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang berusaha bertaqwa dan istiqomah berpegang teguh memperjuangkan prinsip keislamannya. Ingatlah firman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 195
Dan ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang berusaha bertaqwa dan istiqomah berpegang teguh memperjuangkan prinsip keislamannya. Ingatlah firman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 195
'Maka
Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku
tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik
laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian
yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh,
pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan
mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di
sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.'
Dalam
ayat lain, Allah melanjutkan,
'Dan
orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan
shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.' (Q.S. Al A'raaf : 170)
'Dan
bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat kebaikan.' (Q.S. Hud : 115)
Adapun
ketakutan dijauhi teman-teman, adalah ketakutan yang seharusnya tidak terjadi. Karena
seorang mukmin seharusnya menjadi tenang dan tentram dengan Allah bersamanya.
Tidak ada lagi yang dia dambakan kecuali kedekatan dan kecintaan Allah padanya.
3.
Saya senantiasa menjaga amalan ibadah saya yang lain kok, kecuali hijab, saya
belum mampu untuk memakainya.
Saudariku,
kalau memang Anda sudah melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari
iman, dan kepatuhan pada perintah Allah, serta takut siksaanNya jika
meninggalkan kewajiban itu, mengapa Anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman
kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah itu hanya satu?
Sebagaimana
shalat yang selalu Anda jaga adalah sebuah kewajiban, maka hijab pun demikian.
Kewajiban mengenakan hijab tidak diragukan dalam Al Qur'an dan As Sunnah.
Berfirman
Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah:85 ketika mencerca Bani Israil :
'Apakah
kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian
yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian melainkan
kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada
siksa yang amat pedih. Allah tidak lengah atas apa yang kamu perbuat'.
Padahal
............... digambarkan oleh Rasulullah SAW,
'Sesungguhnya
penghuni Neraka yang paling ringan adzabnya pada hari Kiamat adalah orang yang
diletakkan kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya
mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang
dalam kobaran api.' (H.R. Bukhari)
Jika seperti itu adzab yang paling ringan di hari Kiamat, maka bagaimana adzab bagi orang yang diancam Allah dengan adzab yang pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas, yang beriman kepada sebagian, dan meninggalkan sebagian yang lain?
Jika seperti itu adzab yang paling ringan di hari Kiamat, maka bagaimana adzab bagi orang yang diancam Allah dengan adzab yang pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas, yang beriman kepada sebagian, dan meninggalkan sebagian yang lain?
4.
Saya belum siap berperilaku dan berakhlak sebagaimana muslimah yang berjilbab.
Yang berjilbab saja perilakunya tidak sesuai dengan jilbabnya.
Saudariku,
kewajiban harus diutamakan diatas segalanya.
Berfirman
Allah SWT, dalam kumpulan kalam Ilahinya, Q.S. Al Baqarah : 208,
'Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu.'
Tunaikanlah
kewajibanmu dahulu kepada Penciptamu, dan kemudian secara perlahan memperbaiki
segala akhlak buruk yang masih sulit engkau tinggalkan. Apakah engkau tidak
sadar, dengan semakin lamanya engkau tunda berhijab, maka sedemikian
menumpuklah dosa besar yang terus menggunung, yang harus dibalas dengan siksaan
Allah, kuatkah engkau menjalaninya? Dosa yang terus mengalir dari hari ke hari,
semakin memperberat timbangan dosa kita. Segeralah kita menuju jalan Allah.
Sementara bagi mereka yang telah berhijab, namun perilakunya tidak sesuai dengan hijabnya, maka berprasangka baiklah, bahwa minimal ia telah menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah, dalam hal menutup auratnya, sedangkan engkau masih enggan menjalaninya. Adapun sifat kurang baiknya adalah tugas kita bersama untuk memperbaikinya, dengan nasihat-nasihat yang baik, dan ikhlas, karena boleh jadi ia belum mengetahui ilmunya, sementara ia baru mendapatkan ilmu wajibnya berhijab, dan ia segera menunaikannya.
Sementara bagi mereka yang telah berhijab, namun perilakunya tidak sesuai dengan hijabnya, maka berprasangka baiklah, bahwa minimal ia telah menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah, dalam hal menutup auratnya, sedangkan engkau masih enggan menjalaninya. Adapun sifat kurang baiknya adalah tugas kita bersama untuk memperbaikinya, dengan nasihat-nasihat yang baik, dan ikhlas, karena boleh jadi ia belum mengetahui ilmunya, sementara ia baru mendapatkan ilmu wajibnya berhijab, dan ia segera menunaikannya.
Adapun
kesiapan diri, maka sifatnya amatlah abstrak. Tidak ada parameter pasti yang
mampu mengukur tingkat kesiapan seseorang, kecuali kalimat Sami'na wa Atho'na,
sebagai implementasi Laa Ilaaha Illa Allah (Tidak ada yang lebih aku cintai
kecuali Allah semata, hidupku hanyalah untuk Allah, Yang Menciptakanku, dan
kepadaNya kelak aku akan kembali.
Saudariku,
harus bisa kita bedakan antara perintah manusia dan perintah Tuhan. Perintah
manusia bisa salah dan benar. Imam Malik r.a. pernah berkata, 'Setiap orang
bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang
ada di dalam kuburan ini (Rasulullah)'.
Jika
perintah itu datang dari Allah di dalam kitabNya, atau melalui NabiNya, maka
tidak ada bagi manusia untuk mengatakan 'saya belum mantap', padahal Dia Maha
Mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, dan salah satu sebab
tercapainya kebahagiaan kita.
Padahal
Allah menyukai orang-orang yang berkata, 'Sami'na wa atho'na, ghufronaka
rabbanaa wa ilaykal mashiir (Q.S. Al Baqarah:285)', (Kami dengar dan kami
segera ta'at, ampuni kami ya Allah, kepadaMulah tempat kembali kami), dan
padahal Allah membenci orang-orang yang berkata, 'Sami'na wa 'ashoina (Q.S. Al
Baqarah:93/Q.S. Annisa:46)', (Kami dengar tapi kami tidak mena'atinya).
Alangkah
hinanya kita ketika kita tidak menuruti keinginan Yang Menciptakan kita.
Sementara ucapan 'Aku belum mantap' adalah ucapan yang berbahaya, karena
bermakna ia meragukan kebenaran perintah tersebut, dan bermakna ia tidak
mencintai Penciptanya, Rabbul 'Alamin.
Berfirman
Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzab : 36 :
'Dan
tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi wanita mukminah,
apabila Allah dan RasulNya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai
Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.'Begitu
kerasnya Allah berfirman dalam ayat diatas, apakah kita tidak takut dimasukkan
Allah dalam golongan orang-orang yang sesat?
5.
Saya belum dapat hidayah. Do'akanlah aku agar segera mendapat hidayah.
Saudariku,
hidayah tidak datang dengan sendirinya. Hidayah membutuhkan pencaharian. Dan
bagaimanakah engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah? Apakah
engkau mengetahui sesuatu yang ghaib yang ada dalam kitab yang tersembunyi (Al
Lauh Al Mahfuzh), ataukah engkau mendapatkan bisikan dari golongan jin atau
manusia?
Telah
berfirman Allah SWT dalam Q.S. Muhammad:17,
'Dan
orang-orang yang meminta petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk kepada mereka
dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.'
Ingatlah
bahwa dalam hidayah, terdapat campur tangan dan usaha manusia, maka ikutilah
petunjuk Allah agar engkau semakin dekat dengan hidayah Allah. Carilah
sebab-sebab untuk mendapatkannya.
Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ar Ra'd:11,
Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ar Ra'd:11,
'Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.'
Fahamilah
sunnatullah.
Wahai
saudariku, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya akan engkau
dapatkan dengan izin Allah. Banyaklah berdo'a kepada Allah, pilihlah teman yang
shalihah, banyaklah membaca, pelajari dan renungilah Kitab Allah, ikutilah
majelis-majelis dzikir dan ceramah-ceramah agama, dengarkanlah kaset-kaset
pengajian, dan bacalah buku-buku tentang keimanan. Di sisi lain, hendaklah
engkau terlebih dahulu meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkan dirimu dari
datangnya hidayah, seperti teman yang tidak baik, bacaan-bacaan yang tidak
bermanfa'at, tayangan-tayangan televisi yang buruk, dan hal-hal lainnya.
6.
Insha Allah saya akan berhijab setelah menikah kelak.
Saudariku,
bagaimana mungkin engkau dapat memastikan sesuatu yang engkau pun belum yakin
apakah usiamu sampai hingga menikah kelak ataukah tidak. Bagaimanakah jika
engkau telah dipanggil Allah dalam keadaan belum berhijab? Tidakkah engkau
takut mati dalam keadaan masih tidak beriman pada sebuah kewajiban Allah yang
amat mendasar bagi seorang muslimah?
Bagaimana
ketika hari ini kita telah berniat berbuat sebuah kebaikan yang kita telah tahu
ilmunya, namun kita tunda karena beberapa alasan, namun ternyata di kemudian
hari, usia kita tidak sampai merealisasikannya, karena Allah telah mencabut
nyawa kita, maka bagaimana kita mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah
kelak? Kenapa kita menundanya? Kemana usia kita kita gunakan di dunia? Sejauh
mana cinta kita pada Allah dan RasulNya?
Saudariku,
kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang
lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat wal afiat, orang dewasa,
pemudi, bahwa sampai bayi yang masih menyusu pada ibunya. Banyak contoh yang
dapat kita ambil dari kejadian di sekitar kita.
Dalam Kitaabun Nikah, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits Rasulullaah SAW, 'Wanita itu dinikahi karena empat hal. Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu.'
Dalam Kitaabun Nikah, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits Rasulullaah SAW, 'Wanita itu dinikahi karena empat hal. Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu.'
Wanita
yang shalihah untuk pria yang shalihah.
Boleh
jadi, wanita yang terbiasa memperlihatkan kecantikan tubuhnya -- yang
dimaksudkan untuk menawan hati pria -- malah membuat para pemuda enggan
menikahinya, karena beranggapan, jika wanita tersebut berani melanggar salah
satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani
melanggar perintah-perintah yang lain. Karena syaithan memiliki banyak langkah.
7. Sesungguhnya iman itu ada di hati, dan juga Allah Maha Tahu kalaupun nanti saya telah berniat untuk berhijab.
7. Sesungguhnya iman itu ada di hati, dan juga Allah Maha Tahu kalaupun nanti saya telah berniat untuk berhijab.
Saudariku,
benar yang telah engkau katakan bahwa iman berada di dalam hati, sebagaimana
sabda Rasulullaah SAW, 'Taqwa itu ada disini, seraya menunjuk ke arah dadanya.'
(H.R. Muslim)
Namun jangan sampai salah dalam mengartikan hadits di atas. Penulis kitab Nuzhatul Muttaqin berkata, 'Hadits ini menunjukkan pahala amal tergantung keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap situasi hati, kebenaran tujuan, dan kebersihan hati dari segala sifat tercela yang dimurkai Allah.'
Bahwa Rasulullah SAW tidak memaksudkan bahwa iman tidak akan sempurna kecuali hanya di dalam hati saja, tetapi amal perbuatan tetap harus diperlihatkan kepada Allah, sementara hati adalah benteng terakhir selamatnya perbuatan kita.
Bahwa
telah sepakat jumhur ulama bahwa, 'Keyakinan dalam hati, pengucapan dengan
lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan.'
Dan
akan lebih jelas lagi ketika kita menemukan firman Allah dalam Q.S.
al-Ankabut:1-3,
'Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.'
'Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.'
8.
Saya sangat ingin berhijab, tapi suami saya lebih suka dengan keindahan rambut
saya ketika tidak berhijab, lebih cantik katanya.
Saudariku,
ketaatan kepada Allah harus didahulukan daripada ketaatan kepada makhluk, siapapun
dia. Setelah ketaatan kepada Allah, kedua orang tua lebih berhak untuk ditaati
dari yang lainnya, selama itu bukan dalam kemaksiatan.
Bersabda
Rasulullah SAW,
'Sesungguhnya
ketaatan itu hanyalah dalam kebaikan.' (H.R. Bukhari dan Muslim)
'Dan
tidak boleh taat kepada makhluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada
al-Khaliq.' (H.R. Ahmad)
Harus disadari bahwa halangan yang dihadapi merupakan ujian bagi setiap hamba, karena memang meraih Surga tidaklah semudah meraih Neraka.
Harus disadari bahwa halangan yang dihadapi merupakan ujian bagi setiap hamba, karena memang meraih Surga tidaklah semudah meraih Neraka.
Bagi
sang suami, harus ada seseorang yang mampu menasihatinya agar bertaqwa kepada
Allah dalam urusan keluarganya. Dan hendaknya ia bersyukur kepada Allah yang
telah memberikan kepadanya isteri yang ingin menerapkan salah satu perintah
Allah, yakni memakai pakaian sesuai ketentuan syari'at, sehingga menjaga
keselamatan dirinya dari fitnah. Dan mengingatkan dia sebuah kalam Ilahi dalam
Q.S. At Tahrim:6, 'Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari Api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.'
Ayat
diatas mendapat penegasan pula dari Rasulullah SAW, dalam haditsnya,
'Seseorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.' (H.R. Bukhari)
'Seseorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.' (H.R. Bukhari)
Sehingga
patutkan bagi seorang suami untuk memaksakan kehendaknya agar sang isteri tidak
menutup auratnya dengan sempurna sebagaimana mestinya?
Adapun
bagi isteri, tetaplah untuk tidak menaati suami dalam kemaksiatan terhadap
Allah, sampai kapanpun. Dan dalam tataran teknis, perhatikanlah adab sopan
santun dan cara-cara yang hikmah dalam menyampaikannya kepada suami, bisa
secara mesra, dan lemah lembut, dan tidak menggunakan kalimat-kalimat yang
memancing emosi ataupun amarah, dan terkesan menggurui. Dan tetaplah tabah dan
sabar menghadapi celaan, ejekan, dan hinaan, dan tidak boleh menyebabkan
hubungan dengan suami menjadi retak. Hendaklah selalu meminta pertolongan Allah
agar diberi keteguhan dalam prinsip, kemudahan dan jalan keluar dari kesulitan
ini, kemudian meminta pertolongan sanak kerabat, dan kawan-kawan dekat suami.
Senantiasalah membalas segala keburukan dengan kebaikan, dan pilihlah saat-saat
yang tepat untuk dialog, dan sadarilah sekali lagi bahwa jalan ke Surga memang
penuh dengan onak dan duri, dan tidak akan diberikan Allah kecuali setelah
melewati kepayahan, kerja keras, dan tabah menanggung segala rintangan dan
hambatan di jalan Allah.
9.
Kata orang tua saya, tidak berhijab lebih baik. Dan saya yakin orang tua selalu
menginginkan yang terbaik buat anaknya.
Saudariku,
benar bahwa orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik buat anak
puterinya. Namun, harus kita fahami, bahwa orang tua kita berpendapat akan
sesuatu amat dilandasi oleh pemahamannya. Terkait masalah jilbab, amat boleh
jadi, orang tua kita belum mendapatkan ilmunya, sejak kecilnya. Maka tugas
kitalah secara perlahan-lahan menyadarkan orang tua kita, dan melakukan
lobi-lobi internal, agar akhirnya menjadikan orang tua kita pendukung sejati
niat kita untuk berhijab, dan bahkan mengikuti anaknya dalam berhijab.
Subhanallah.
Nabi
kita, Rasulullah SAW pernah bersabda,
'Masing-masing
kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang
dipimpinnya ....' (H.R. Bukhari)
Seorang
ayah adalah pemimpin dalam rumah tangga, dan akan ditanya Allah di hari Kiamat
tentang orang-orang yang berada dibawah kepemimpinannya. Hendaknya seorang ayah
bertanya pada dirinya sendiri :
-
Berapa banyak pemuda yang telah tergoda oleh puterinya?
-
Seberapa jauh puterinya telah menyebabkan penyimpangan para pemuda?
-
Berapa banyak hinaan yang dilontarkan para pemuda kepadanya?
Semoga
Allah senantiasa mengisi hati kita dengan cahayaNya yang tidak pernah padam,
dan memenangkan kita dalam pertarungan kita melawan kejahatan syaithan, jin,
dan manusia. Memerdekakan diri kita dari tawanan hawa nafsu, menuju alam
kebebasan, kemuliaan, kehormatan, dan ketenangan, dan alam kesucian.
10.
Hijab hanyalah kebudayaan orang Arab, dan hijab tidak sesuai dengan mode masa
kini.
Saudariku,
memang benar bahwa kebanyakan budak wanita di masa Rasulullah tidak berhijab,
dan sebagian dari hartawan di kalangan wanita mengenakan hijab. Tapi kita harus
fahami sebuah kejadian menarik di Madinah ketika Surah Al Ahzab:59 diturunkan,
dimana terjadi Peristiwa yang amat menghebohkan di Madinah. Kedua setelah
MIRAS. Apakah itu? Bagaimana 10 tahun awal da'wah Rasulullaah di Makkah Al
Mukarramah tidak pernah menyinggung masalah syari'at. Beliau hanya menekankan
pada masalah tauhid dan aqidah. Karena memperkuat penyerahan diri manusia atas
Penciptanya adalah yang paling utama.
Membina
keikhlasan dan kesungguhan (mujahadah) dalam mengusung kalimat 'Laa ilaaha
illallaah wa Muhammad Rasul Allah' adalah sebuah keniscayaan. Sehingga kita
lihat bersama, bagaimana setelah keimanan umat Islam di Madinah telah begitu
kokohnya, dan begitu pasrahnya mereka akan aturan Allah, dan begitu cintanya
mereka pada Rasul Allah, ketika turun ayat Al Qur'an yang memerintahkan kaum
wanita untuk mengenakan kerudung hingga ke dadanya, dan tidak memperlihatkan
auratnya kepada laki-laki, pamannya, dll, (sebagaimana tercantum dalam Al
Qur'an), dan ketika berita ini sampai ke telinga mereka, maka prinsip mereka hanya
satu, yakni SAMI'NA wa ATHO'NA, kami dengar dan kami segera ta'at.
Seluruh
pasar-pasar di madinah, seluruh tempat-tempat di madinah menjadi riuh, karena
para wanitanya yang saat itu sebagian besar tidak berkerudung, berlari ke sana
kemari mencari segala sesuatu yang bisa menutupi rambut mereka, seperti goni,
gorden rumah, dll. Subhanallaah, begitulah kita lihat bersama bagaimana mereka
benar-benar hanya mengharapkan kebaikan di akhirat yang kekal abadi saja.
Dan
ingatlah bahwa ayat itu tidak diturunkan khusus untuk orang Arab, tapi
kalimatnya ditujukan untuk seluruh wanita-wanita mukmin, wanita-wanita yang
benar-benar beriman kepada Penciptanya.
Saudariku
sekalian, demikian 10 Jawaban yang saya susun, tiada lain kecuali berharap
mengetuk pintu kesadaran saudariku sekalian untuk kembali kepada tuntunan suci
Al Qur'an dan As Sunnah, agar jalan hidup kita menjadi lurus, dan mendapatkan
kebaikan hidup baik di dunia maupun kehidupan akhirat kelak yang tidak memiliki
batasan akhir kehidupan (kekal abadi). Apakah kita kekal dalam kebahagiaan,
atau kekal dalam siksanya Allah, seluruhnya terpulang pada diri kita
masing-masing. Tidak ada seorangpun yang berhak memaksa orang lain untuk
berpaling dari keyakinannya, hanya kewajiban menyeru ke jalan Allah lah yang wajib
ditunaikan.
Berfirman
Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah : 272,
'Bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya'.
Oleh
karenanya, janganlah kita termasuk kepada golongan orang-orang yang mengunci
mati hati mereka dari datangnya petunjuk, menutup rapat-rapat telinga kita,
sehingga hidayah semakin jauh dari kita. Bersegeralah menuju ridhonya Allah, di
hari-hari hidup kita yang masih tersisa ini.
Allaahu
a'lam, waliyyut taufiiq.
Maraaji'
- Al Qur'an
- Al Qur'an
-
As Sunnah
-
Ila ukhti ghairil muhajjabah, mal maani' minal hijab?, Abdul Hamid Al Bilaly
Berkomentarlah Dengan Sopan Dan Beretika. Terima Kasih